Kamis, 11 April 2013

Gambar desain Busana










Dasar Disign


BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Desain
1.  Definisi Desain
       Desain adalah suatu kreativitas seni yang diciptakan seseorang dengan pengetahuan dasar kesenian serta rasa indah. Menurut Chodijah dan Wisri A. Mamdy (1982) desain adalah suatu susunan dari garis, bentuk, serta teksur dengan maksud agar diperhatikan oleh orang lain.
Suatu ciptaan yang dianggap indah bagi diri sendiri lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan suatu ciptaan yang dianggap indah oleh orang lain. Rasa indah yang didapat dari orang lain membutuhkan ketekunan, ketelitian serta kejelian pencipta dalam menerapkan unsur-unsur keindahan didalam ciptaannya.
2.  Macam Desain
·   Desain Stuktur
       Yaitu desian berdasarkan bentuk, ukuran, warna dan tekstur suatu benda. Siluet merupakan perwujudan desain stuktur dalam desain busana. Ada empat macam siluet yakni : siluet A, H, S dan siluet BUSTLE.
·   Desain Hiasan
       Yaitu desain yang dipergunakan sebagai penambah rasa keindahan desain stuktur. Oleh sebab itu desain hiasan berguna untuk memperindah desain stuktur. Pada desain busana, desain hiasan dapat berbentuk : renda, saku, kancing, kerah, dan lain-lain. Namun demikian sebuah desain busana tidak harus memakai desain hiasan, tetapi pada desain struktur atau siluet mutlak  harus ada.

B.  Unsur – Unsur Desain
       Bagaimana membuat desain yang baik antara lain mencakup garis, arah, ukuran, bentuk,  nilai gelap-terang, warna dan tekstur.
Unsur desain ini merupakan bahan dasar yang perlu dipergunakan seseorang perancang dalam karyanya.
1.              Garis
       Garis berguna untuk menutupi kekurangan yang terdapat pada bentuk manusia dan berfungsi untuk :membatasi bentuk, menentukan model, menentukan siluet, dan menentukan arah garis. Garis lurus tegak member kesan luhur, Garis lurus mendatar member kesan tenang, Garis diagonal member kesan dinamis.
2.              Arah
       Arah harus tetap ada, sebab merupakan salah satu unsur desain. Erat sekali hubungan arah dengan garis, sehingga arah garis yang berbeda akan memberi kesan yang berbeda pula.
3.              Ukuran
       Hasil suatu desain dipengaruhi pula oleh ukuran termasuk keseimbangan sebagai contoh, orang yang kurus dan memakai kancing yang terlalu besar pada pakainnya akan terlihat tidak seimbang.
4.              Bentuk
       Bentuk mempunyai kemampuan untuk menciptakan suatu perasaan serta reaksi bagi yang melihatnya. Dalam memilih desain seseorang harus benar-benar mempertimbangkan sifat dari bentuk tersebut.
5.              Nilai Gelap Terang
       Penyusunan warna yang bervariasi atau biasa disebut kombinasi dapat mencerminkan suasana atau sifat suatu karya seni busana. Nilai gelap terang erat sekali hubungannya dengan warna.
6.              Warna
       Dalam desain busana warna sama pentingnya dengan garis dan tekstur. Pemilihan warna pada desain busana yang tepat dapat membuat karya busana kelihatan lebih indah.



BAB II
PROPORSI ( PERBANDINGAN )

A.                 Pengertian
§ Proporsi adalah perbandingan dari ukuran dan susunan tubuh manusia yang nanti akan dipakai dalam menggambar serta mendesain busana.
§ Susunan tubuh manusia terdiri dari kepala, badan atas, panggul, tanggan, dan kaki memiliki ukuran dan bentuk tertentu, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh dan sempurna.
§ Perbandingan ukuran yang dipakai untuk menggambar proporsi tubuh manusia yaitu dengan pedoman tinggi kepala sehingga dapat digambar bentuk yang proporsional ( sempurna ).
   Dalam mempelajari anatomi ( ilmu urai tubuh manusia ), ukuran tubuh manusia yang normal untuk dewasa ialah 7,5 X tinggi kepala dan untuk anak-anak dibedakan menurut umurnya. Namun sesuai dengan kebutuhan didalam menggambar desain busana, tinggi tubuh perlu diubah dengan perbandingan 8,5 X tinggi kepala. Sesab mendesain adalah bagian dari seni, sehingga perlu perubahan agar menarik.
   Pertama kali yang harus dipelajari dalam menggambar proporsi tubuh manusia yaitu mempelajari beberapa kerangka yaitu :
1.  Rangka benang
2.  Rangka balok
3.  Rangka elips
   Rangka diperlukan untuk mengetahui bagian-bagian yang bergerak. Gambar berikut merupakan contoh rangka tubuh manusia, yaitu proporsi tubuh wanita, proporsi tubuh pria dan proporsi tubuh anak.


BAB III
BAGIAN – BAGIAN BUSANA

A.                                   Bagian-Bagian Busana
   Bagian-bagian busana didalam desain perlu dipelajari sebab merupakan pedoman klasik dari seni desain. Setiap insan yang ingin mempelajari desain perlu mengetahui pedoman dasar dari bermacam-macam bagian busana. Adapun bagian-bagian busana tersebut meliputi :

1.  Macam-Macam Garis Leher
Ø U Neck Line ( U-Shape ) : garis leher yang berbentuk U
Ø Sepatu kuda : garis leher yang berbentuk seperti bentuk sepatu kuda
Ø Scoop ( Bulat ) : garis leher yang berbentuk bulat
Ø Vee-Neek : garis leher berbentuk V
Ø Squate ( persegi ) : garis leher yang berbentuk seperti persegi
Ø Bateau Or Boat : garis leher tinggi dengan arah melebar, atau disebut juga garis leher bentuk perahu
Ø Décolleté : garis leher terbuka berbentuk V yang rendah tanpa garis bahu
Ø Sweet Heart : garis leher yang menyerupai bentuk hati
Ø Halter Neck Line : halter berarti jerat, garis leher ini dengan menggunakan sehelai ban lurus atau digunting menurut bentuk pada leher. Pada umumnya modelnya backless
Ø Cowl Neck : garis leher yang terjadi karena sehelai kain yang digunting serong didrapirkan pada bagian depan, harus dibuat dari bahan yang lembut .
Ø Drawsting Neck : garis leher dengan tarikan benang atau tali yang kecil.
Ø Sabrina : garis leher memotong lurus di leher dengan dua tali pengikat di bahu.
Ø High Neck : Bagian sempit,kerah berdiri 2-3 cm tanpa lipatan balik dll
2.  Macam-Macam Kerah
Ø K. Mandarin Or Chinesee : kerah sempit dan berdiri yang digunting lurus, dipakai oleh wanita pada pakaian daerahnya. Diberi lapisan pengeras supaya dapat berdiri dengan baik
Ø K. Shawl ( Turtle ) : kerah yang bentuknya tinggi dan mirip dengan sweater
Ø K. Peterpan : kerah bentuk bulat dan rebah
Ø K. Hight : bentuk kerah berdiri tegak, biasa dipergunakan untuk baju hangat
Ø K. Roll ( Surplice ) : sejenis kerah yang setali dengan badan, dengan garis penutup melampaui tengah muka
Ø K. Sailor ( Kelasi ) : kerah bagian belakang bentuknya persegi dan bagian depan membentuk V. ciri dengan hiasan tiga ban kecil pada pinggiran kerah.
Ø K. Scarf : kerah yang dibentuk dari sehelai kain segi empat panjang atau segitiga yang dililitkan pada leher.
Ø K. Eton : sejenis kerah berdiri pada jaket pendek. Mula-mula kerah ini dipakai siswa-siswa perguruan Eton di Inggris.
Ø K. Noched ( Coat ) : sejenis kerah berdiri agak sempit, banyak digunakan pada jas laki-laki.
Ø K. Bertha : kerah yang berbentuk lebar menutupi bahu, dapat dibuat renda atau bahan lain.
Ø K. Kemeja : sejenis kerah berdiri yang agak sempit, banyak digunakan pada jas laki-laki lengan pendek.
Ø K. Cape : bagian yang terpisah dengan pakaian, digunting lingkaran atau setengah lingkaran. Bila cape ini pendek dan dijahitkan pada garis leher maka di sebut kerah cape.
Ø K. Lapel : disebut juga kelepak, yaitu kerah yang setali dengan bagian muka atau dada. Pada lapel ini dapat dipasangkan kerah dengan lebar dan bentuk bervariasi.
Ø K. Bib : bentuk kerah sejenis pas bahu dengan kerah rebah dan bulat dll.

3.  Macam-Macam Rok
Ø Suai : rok yang bentuknya menurut bentuk badan bagian bawah.
Ø Kerut : rok yang dikerut pada bagian pinggang, dari kain persegi panjang.
Ø Lingkar : berbentuk lingkaran, bagian pinggang dapat dikerut atau sesuai selera.
Ø Pias : terdiri dari pias-pias, dapat pias empat atau enam tergantung pembagiaannya.
Ø Siluet A : variasai rok suai dengan menambah lebar pada bagian bawah.
Ø Belit / Warp : rok berbentuk satu pias suai, dikenakan dengan dibelitkan padav panggul dan pinggang, melampaui garis tengah muka.
Ø Lipit : rok ini mempunyai lipit-lipit permanen, dengan jalan disetrika atau diproses, lipit ini bisa dilepas sehingga terlihat mekar.
Ø Susun : rok yang dibuat tersusun supaya terlihat melebar.
Ø Draperi : rok yang mempunyai bentuk lipatan halus melengkung pada bagian tertentu, bisa pada bagian panggul kearah pinggang menggantung.
Ø Peasant : rok dengan potongan-potongan tetapi saling menyambung dll.

4.  Macam-Macam Lengan
Ø Tulip : terdiri dari dua bagian dan bertumpu pada puncak lengan.
Ø Strook : terbuat dari lajur panjang, kemudian dikerut.
Ø Puff : lengan berukuran pendek, yang dikerut bagian bahu dan bawahnya.
Ø Cape : lengan berbentuk setengah lingkaran, dipasang pada kerung lengan tanpa dikerut.
Ø Raglan : lengan ini mempunyai garis lengan dari kerung leher.
Ø Lantera : sama dengan lengan lonceng tetapi bagian bawahnya dikerut dan diselesaikan dengan rompok.
Ø Lonceng : lengan ini mengembang bagian bawahnya dan licin bagian bahunya dll.

5.  Macam-Macam Trimming
Ø Cascade
Ø Waterfall
Ø Pleated Frill
Ø Ascot
Ø Ruffle
Ø Jabot
Ø Bound-Edge Frill
Ø Double Frill
Ø Stand-Up Frill
Ø Ruff
Ø Double Ruffle
Ø Tiered flounces
Ø Pie Frill
Ø Flounce

6.  Macam-Macam Celana
Ø Short atau hot pant : celana yang panjangnya sampai batas pertengahan paha.
Ø Bermuda : celana pendek yang panjangnya sampai atas lutut.
Ø Culotte : celana pendek yang pada umumnya panjangnya sampai lutut dan lingkar bawah celana (lebar pipa) lebih lebar, celana ini lebih menyerupai rok.
Ø Knickers : celana pendek yang panjangnya sampai bawah lutut dan bagian bawahnya menggunakan kain lurus yang ukurannya pas dengan ukuran kaki.
Ø Jodh pure : celana panjang yang pada bagian pinggang sampai lutut mengembang, tapi bagian bawahnya menyesuaikan kaki.
Ø Legging : celana panjang yang di buat pas dengan ukuran kaki, biasanya menggunakan kain yang bersifat elastis.
Ø Capri : celana yang ukurannya agak menggembung dan pada bagian samping terdapat belahan.
Ø Bell Bottom : biasa disebut dengan cutbray, yaitu celana panjang yang bagian bawahnya melebar. Celana ini memberi kesan kaki lebih ramping dan janjang dll.



















BAB IV
PENGEMBANGAN DESAIN

Setelah kita mengetahui dan mempelajari tentang dasar-dasar bagian busana, kita dapat membuat berbagai macam kreasi dari paduan bagian-bagian busana tersebut menjadi busana yang dikehendaki. Busana yang ada dimasyarakat terbagi berdasarkan kesempatan, misalnya busana sekolah, busana kerja, busana rekreasi dan busana pesta.
A.                       Busana Sekolah
Yaitu busana yang dikenakan saat mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Menggunakan kain yang menyerap keringat, tidak mudah kusut, warna yang cenderung cerah. Namun, tidak semua seragam sekolah mempuyai model dan warna yang sama, hal itu ditentukan oleh tingkatan dan kebijakan dari masing-masing sekolah atau juga mengikuti aturan Menteri Pendidikan Nasional.
B.                        Busana Kerja
Yaitu busana yang dipakai untuk melakukan suatu pekerjaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Busana kerja banyak macamnya, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Jenis pekerjaan yang berbeda menuntut pula perbedaan model, bahan dan warna yang diperlukan.
Busana untuk bekerja dikantor, sering dibuat seragam dengan model klasik, yang biasanya terdiri dari rok dan blouse untuk wanita, celana dan kemeja untuk pria. Jika memilih model sendiri, pilihlah desain yang sederhana, praktis, tetapi tetap menarik serta memberikan kesan anggun dan wibawa. Hindarilah pemakaian yang ketat, serta garis leher yang rendah atau terbuka, karena desain yang seperti ini kurang sopan dan mengganggu dalam beraktifitas.

C.                        Busana Rekreasi
Yaitu busana yang digunalkan pada saat rekreasi. Menggunakan warna-warna cerah, model sederhana, dan menyerap keringat.
D.                       Busana Pesta
Yaitu busana yang digunakan untuk acara pesta baik secara formal maupun tidak. Biasanya menggunakan warna-warna yang mencolok, model mewah dengan pelengkap, dan hiasan yang menarik.




















BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Desain busana merupakan karya seni yang dihasilkan karena unsur-unsurnya. Terdiri dari tujuh unsur-unsur dan mempergunakan asas-asas desain agar dihasilkan suatu perpaduan karya cipta perwujudan seni berbusana yang tinggi. Unsur-unsur desain memang tidak mutlak harus diikuti melainkan sebagai petunjuk didalam pembuatan desain busana, serta penggunaanya saling mengait.
Hasil akhir desain busana adalah menampilkan kreasi baru sebagai perpaduan teori desain busana, teknik menggambar, serta sumber ide. Akhirnya hasil kreasi baru ini diharapkan menjadi karya cipta seni busana yang mempunyai cita rasa indah yang tinggi memenui setiap gaya tanpa meninggalkan unsur-unsur yang ada didalamnya.

B.  Saran
Dalam menggambar atau mendesain busana kita perlu mempelajari terlebih dahulu seluk beluk perbusanaan, karena pengetahuan busana berpengaruh terhadap terciptanya suatu karya dan bagaimana desain tersebut dapat diwujudkan dengan sempurna sesuai desain. Dan kita harus lebih banyak melihat model-model busana yang sedang up to date atau yang sedang digemari saat ini.





DAFTAR PUSTAKA

Sawitri, Sicilia. 2000. Desain Busana. Semarang : UNNES
Sulistio, Hartatiati. Rancang Busana Terampil Membentuk Pribadi Mempesona.